Utama

Friday 14 September 2012

Bila Kerinduan Berlagu Sayu

Bismillah Ya Rahman Ya Rahim

Rasanya telah lama kaku dan diam membisu tanpa kata-kata serta pena yang pegun, Asbab hari ini hati terpanggil-panggil pada satu panggilan kerinduan yang sayu. Benar hati anak diperantauan itu sentiasa berlagu sayu beriramakan kerinduan....Alhamdulillah kerinduan itu sangat akrab dan peneman setia dalam sanubariku....

Entahlah sejak balik bercuti raya nie topik-topik perbualan dengan sahabat seperjuangan dan sekuliah agak sayu sahaja, malah tidak akan lari dari topik rindu mak, ayah dan family..  Rasanya setiap masa tidak ingin berenggang dengan mereka, apa tidaknya asyik "call" mak n ayah je...Ermmmmmmmm rindulah tu......
Dari jauh hanya ingatan setulus ikhlas dan bibir tidak akan jemu terkumat-kamit mendoakan mak dan ayah moga sentiasa dalam redha-Nya, Ya Allah terima kasih atas kurniaan kasih sayang ini.

Lantaran itu, teringat diri pada Kalam-Nya " Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendahlah kamu berbuat baik kepada ibu bapamu dengan sebaik-baiknya, apabila salah seorang dia antara keduannya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu " ( Surah Al-Isra' ayat 23). Indahkan Kalam-Nya telah menjelaskan pada kita betapa tanggungjawab kita terhadap mak dan ayah itu tersangat besar dan penuh dengan hikmah yang hanya Allah yang tahu disebaliknya. 

Malahan Rasulullah SAW memberi peringatan pada kita dalam ketegasan di dalam sabdanya yang bermaksud: Mahukah kamu aku khabarkan tentang dosa besar? Kami (sahabat menjawab: Ya, tentu wahai Rasulullah. Beliau bersabda: “Ada tiga, iaitu menyekutukan Allah, derhaka kepada kedua ibu bapa dan ucapan dusta dan kesaksian dusta, Baginda mengulanginya berkali-kali sehingga kami berkata mudah-mudahan baginda diam.”(Hadis riwayat Imam Al-Bukhari).

Benar dan tersangat benar sabda baginda SAW, kini bila kita melihat dada-dada akhbar ada sahaja anak yang melupakan orang tua mereka, tidakkah mereka sedar atau butakan mata atau telah hitamkah hati itu sanggup memperlakukan insan yang mulia ini sedemikian rupa tanpa secebis kasih sayang dihati. Tidakkan sayu melihat wajah insan mulia ini yang kian dimamah usia, longlailah langkahnya asbab usianya. Ya Allah....Ya Allah sayatnya hati melihat insan semulia ini diperlakukan sedemikian. Diri berbicara bukan hanya bermonolog sahaja, ya benar diri faham dengan kes-kes masyarakat di luar sana berkaitan family yang indah pada nama tapi pada hakikatnya bagai ombak mengempas pantai. Asbab dari itu diri menghargai anugerah kasih sayang yang tak dapat digambarkan. Buat yang mengalami ombak dalam family, yakinlah pada doa dan munajat pada-Nya yang tak putus-putus insyahAllah pelangi akan muncul mewarnai kehidupan.

Ingatlah wahai diri bahawa berkhidmat kepada mak ayah adalah sesuatu yang indah, seindah sabda Rasulullah SAW yang bermaksud: "Reda  (Allah) ada dalam reda kedua-dua ibu bapa dan kemurkaan-Nya ada dalam kemurkaan kedua-duanya." (Hadis riwayat al-Tabrani). Indahnya hidup dengan limpahan kasih sayang insan mulia ini. Tapai ingin ku kisahkan sesuatu peristiwa di zaman Rasulullah SAW yang kita cintai. Al-kisah disuatu hari Rasulullah SAW telah didatangi oleh seorang lelaki tua, maka terjadilah dialog antara Rasulullah SAW dengan lelaki tua itu hinggakan baginda SAW menitiskan air mata mendengar pengaduan lelaki tua itu. Iaitu lelaki tua itu meluahkan pada baginda SAW " Wahai Rasulullah, anakku telah aku didik sebaiknya tetapi setelah dewasa dia telah menzalimiku" Lantas lelaki tua itu meluahkan kesedihannya pada bait-bait syairnya yang memilukan :

“Ketika engkau masih kecil, tangan ini yang memberimu makan.
“Engkau minum juga aku yang tuangkan. Apabila dirimu sakit, aku berjaga semalaman.
“Kerana sakitmu itu aku mengeluh kerisauan. Tetapi, di saat engkau dewasa dan mencapai tujuan.
“Kulihat pada dirimu apa yang tak ku harapkan. Kau balas aku dengan kekasaran.
“Seakan-akan nikmat dan anugerah engkau yang berikan.”
Mendengar bait-bait syair lelaki tua itu, berlinanganlah air mata Rasulullah SAW seraya bersabda yang bermaksud: Kamu dan hartamu milik ayahmu.” (Ditakhrij oleh Ibnu Majah 2357, Imam Ahmad dalam al-Musnad 6883, Ibnu Hibban dalam sahihnya 409, 4182. Al-Baihaqi dalam al-Sunan 16054).
Semoga al-kisah ini menjadi ikhtibar dan peringatan pada pemilik blog ini dan sahabat sekalian, betapa insan mulia ini adalah permata yang tiada ternilai harganya, tidakkan kita mampu membalas segala pergorbanan mereka walhal dengan harta sekalipun, lantaran itu marilah kita menjadi anak yang berbakti pada kedua orang tua kita....Mak ayah kandung hanya satu di dunia tiada dua,tiga dan yang lain.
* Segala pengisian dalam blog ini adalah dari usrah empunya blog, diadaptasikan sebagai perkongsian bersama.

Tuesday 10 July 2012

Bismillah Ar-Rahman Ar-Rahim

Detik itu kian berlalu masa jua kian meninggalkan kita, kenangan itu jua pergi ditelan waktu yang mendatang tapi ukhwah itu tak akan pernah hilang selagi nafas beralun. Indahnya hidup ini.

Benar jiwa itu sungguh rapuh dan sangat rapuh sekali dihempas badai aduh....jiwa meraung kepedihan
tetapi bila jiwa itu isinya iman lantas di kayuh laju dalam menguatkan diri untuk jiwa yang kuat.

Benar hati itu penuh dengan pelbagai perasaan dan keindahannya meluah rasa...seronoknya hati dikala kegembiraan, malah berbunga-bunga dialun hati itu....Tapi hati itu perlu dijaga jangan sampai ia luluh tanpa panduan...dengan itu relakan ia dihibur dengan kalam-Nya agar ia kuat dalam benteng kebajetan duniawi.

Benar tiap insan mengharapkan cinta, namun hingga terlakarnya bait-bait cinta....tapi ingat sandarkan ia pada pemilik  cinta agung  itu...InsyahAllah cintamu akan terpandu.

Benar kehidupan ini penuh dengan lakaran dan coraknya itulah hikmahnya diberikan akal untuk kita memanfaatkanya sebaiknya dengan landasan hakikat hamba.

Benar...benar...benar dan benar.... Pandulah kapal anda ke destinasi yang indah dan jadilah nakhoda yang terpimpin agar roh islamic itu mewangi disepanjang perjalanan.

Ingatan buat diri ku yang sering lupa....

Sunday 24 June 2012

‎"...Akhirnya Aku Menemukanmu..."

Nasihat ini untuk semuanya…….
Semua yang menginginkan kebaikan.

Nikah itu ibadah…….
Nikah itu suci……….. ingat itu……
... ... ... Memang nikah itu kerana harta,
kecantikan,keturunan dan agama.
Jangan engkau jadikan harta, keturunan maupun kecantikan sebagai alasan…..
karena semua itu akan menyebabkan celaka.
Jadikan agama sebagai alasan….. Engkau akan mendapatkan kebahagiaan.

Tidak dinafikan bahawa keluarga terbentuk karena cinta….
Namun…… jika cinta engkau jadikan sbg landasan,
maka keluargamu akan rapuh, akan mudah hancur.
Jadikanlah ” ALLAH ” sebagai landasan……
Niscaya engkau akan selamat, Tidak saja dunia, tapi juga akhirat…….
Jadikanlah ridho Allah sebagai tujuan……
Niscaya mawaddah, sakinah dan warahmah akan tercapai.

Jangan engkau menginginkan menjadi raja dalam “Istanamu”…..
disambut istri ketika datang dan dilayani segala kebutuhan…….
Jika ini kau lakukan “istanamu” tidak akan langgeng..

Lihatlah manusia ter-agung Muhammad saw….
Beliau tidak marah ketika harus tidur di depan pintu, beralaskan sorban,
kerana sang istri tercinta tdk mendengar kedatangannya.

Tetap tersenyum meskipun tidak mendapatkan makanan
tersaji dihadapannya ketika lapar……..
Menjahit bajunya yang koyak……..

Jangan engkau menginginkan menjadi ratu dalam “istanamu”…..
Disayang, dimanja dan dilayani suami……
Terpenuhi apa yang menjadi keinginanmu….
Jika itu engkau lakukan, “istanamu” akan menjadi neraka bagimu

Jangan engkau terlalu cinta kepada istrimu………
Jangan engkau terlalu menuruti istrimu……
Jika itu engkau lakukan akan celaka….
Engkau tidak akan dapat melihat yang hitam dan yang putih,
tidak akan dapat melihat yang benar dan yang salah…..
Lihatlah bagaimana Allah menegur ” Nabi “-mu
tatakala mengharamkan apa yang Allah halalkan hanya karena
menuruti kemahuan sang istri.

Tegaslah terhadap istrimu…..
Dengan cintamu, ajaklah dia taat kepada Allah…….
Jangan biarkan dia dengan kehendaknya……
Lihatlah bagaimana istri Nuh dan Luth…..
Di bawah bimbingan manusia pilihan, justru mereka menjadi penentang…..
Istrimu blh menjadi musuhmu….

Didiklah istrimu…
Jadikanlah dia sebagai Hajar, wanita utama yang loyal terhadap tugas suami, Ibrahim.
Jadikan dia sebagai Maryam, wanita utama yang bisa menjaga kehormatannya……
Jadikan dia sebagai Khadijah, wanita utama yang bisa mendampingi sang
suami Muhammad saw menerima tugas risalah…..

Istrimu adalah tanggung jawabmu….
Jangan kau larang mereka taat kepada Allah…..
Biarkan mereka menjadi wanita solehah…
Biarkan mereka menjadi hajar atau Maryam….
Jangan kau belenggu mereka dengan egomu…

Jika engkau menjadi istri…
Jangan engkau paksa suamimu menurutimu…
Jangan engkau paksa suamimu melanggar Allah……
Siapkan dirimu untuk menjadi Hajar, yang setia terhadap tugas suami…..
Siapkan dirimu untuk menjadi Maryam, yang menjaga kehormatannya….
Siapkan dirimu untuk menjadi Khadijah, yang mendampingi suami menjalankan misi.

Jangan kau usik suamimu dengan rengekanmu….
Jangan kau usik suamimu dengan tangismu….
Jika itu kau lakukan….. Kecintaannya terhadapmu akan
memaksanya menjadi pendurhaka…… jangan……….

Jika engkau menjadi Ayah.....

Jadilah Ayah yang bijak seperti Lukmanul Hakim
Jadilah Ayah yang tegas seperti Ibrahim
Jadilah Ayah yang kasih seperti Muhammad saw
Ajaklah anak-anakmu mengenal Allah……….
Ajaklah mereka taat kepada Allah…….
Jadikan dia sebagai Yusuf yang berbakti…….
Jadikan dia sebagai Ismail yang taat…….
Jangan engkau jadikan mereka sebagai Kan’an yang durhaka.

Mohonlah kepada Allah……….
Mintalah kepada Allah, agar mereka menjadi anak yang shalih…..
Anak yang bisa membawa kebahagiaan.

Jika engkau menjadi ibu….
Jadilah engkau ibu yang bijak, ibu yang teduh….
Bimbinglah anak-anakmu dengan air susumu….
Jadikanlah mereka mujahid………
Jadikanlah mereka tentara-tentara Allah…..
Jangan biarkan mereka bermanja-manja…..

( ♥♥ RENUNGAN " untuk-ku dan untuk-mu " ♥♥ )